Seorang model biasanya akan menyebut sederet mobil mewah atau mobil sport populer kala ditanya mengenai mobil favoritnya. Namun, Dhiana justru bilang sebuah mobil keluaran lama, Mazda Cronos bermesin 2.000 cc. Dia dengan mudah terpikat ketika pertama menjejakkan kaki jenjangnya di atas pedal gas dan coba berakselerasi.
“Dari Tol Pondok Indah ke Tol Cibubur, dalam keadaan kosong ya, itu only 15 minutes. Itu benar-benar pernah ngetes ya. Lupa kecepatannya berapa. Pokoknya benar-benar ngebut sengebut-ngebutnya,” begitu kata pemilik bintang Pisces keturunan ayah asal Solo dan ibu yang berdarah Malaysia-Perancis ini.
Nama lengkapnya Dhiana Malva Suwardi. Senyumnya yang ramah mempertemukan kami pada sebuah obrolan ringan kala peluncuran moge Kawasaki Z800. Gadis kelahiran Jakarta, 20 Maret 1990, ini sendiri bukan sekali dua kali berpose di depan kamera. Pehobi traveling yang suka dengan tempat semacam resto semi-lounge ini sejak jauh lebih muda sudah menjadi bintang iklan Sakatonik dan Dancow. Ia sendiri mengambil peran di sinetron FTV “Mahligai Cinta” (Trans TV), “Pelangi” (SCTV), dan sinetron “I Love You Somad” garapan Starvision.
“Dari kecil sudah jadi model, peragaan busana brand pakaian… Kalau soal mobil, awalnya memang dari Papah,” aku penyuka makanan western and tradisional ini membeberkan latar belakangnya soal dunia otomotif.
Dhiana mengaku bahwa sebagai model di beberapa brand otomotif seperti Peugeot juga Harley Davidson memberinya banyak pengetahuan. Lingkungan teman-temannya juga anak motor, komunitas-komunitas, jadi memang lekat dengan dunia itu.
“Papahku dulu itu kolektor mobil. Ada Impala, Cressida. Ada juga Harley yang tahun berapa. Impala yang kayak mobil Batman itu lebarnya. Ada juga Mazda, tapi Mazda yang Capela,” tambahnya.
Produk terakhir itulah yang membuka matanya terhadap Mazda Cronos. Diawali dari kekagumannya terhadap tenaga Capela, Dhian pun suatu kali mencoba Cronos karena papanya baru membeli mobil itu.
“Pernah bawa mobilnya Papah yang Capela itu. Kok Mazda enaknya, beda, sedangkan mobilku waktu itu Toyota sama Honda Civic. Mamah lebih ke Toyota, sementara aku lebih ke Honda Civic. Toyota lupa apa, Salon ya.”
“One day Papah mau beli Cronos. Ih kok enak banget sih. Tapi memang bensinnya buorroos banget. Jadi ya udah, aku bilang sama Papah, aku tuker aja Honda Civic-ku sama Cronos, warna merah,” papar Dhian.
Bukan sembarang jatuh hati, Dhian bahkan membandingkannya dengan Honda Jazz keluaran lama. Kedua-duanya matic. “Lebih enak dibanding Honda Jazz itu. Mungkin karena cc-nya juga ya kan berbeda. Cronos kan lebih besar. Terus, Mazda kan waktu itu (harga) sparepart-nya jauh lebih mahal daripada Honda. Komposisi mobilnya juga beda. walaupun dia tahun lama, tapi enggak kalah sainglah,” ucapnya lagi.
Sayangnya, atau untungnya, gadis pemilik tinggai 167 cm ini masih single. Dhian mau cari pasangan yang punya mobil sport? “Enggak juga sih. Kalau bisa ya alhamdulillah. Kalau enggak juga enggak apa-apa,” ungkap diiringi senyum yang lagi-lagi manis. – Mazda Bandung